Jumat, 21 Agustus 2009

1 Ramadhan 1430 H


Allahumma bariklana fii Sya’ban wa balighna Ramadhan.

Malam ini adalah malam pertama Bulan Ramadhan 1430. Saya melaluinya dengan absen mengikuti tarawih pertama malam ini.

Ada beberapa hal yang saya catat dalam hati saya malam ini tapi sekarang saya catat juga di blog, hehehe.

Yang pertama, bahwa langkah saya sudah dimudahkan Allah diawal Ramadhan, tepat di hari Jumat yang mulia ini. Ujian yang saya lalui seharian penuh ini berhasil dengan dinyatakannya kelulusan saya oleh penguji (terimakasih bu, walaupun banyak proses yang “termaafkan” oleh anda berdua. Semoga langkah anda juga dimudahkan oleh Allah, sebagaimana langkah saya, amiin). Ya, dengan demikian saya masih punya satu big project lagi. PR besar saya di Bulan yang Mulia ini, yaitu menyelesaikan tugas akhir saya. Hufffff…. Entah kapan semangat untuk menyelesaikannya akan muncul dan membakar saya. Tapi yang jelas, saya masih terus berdoa, mengetuk pintu Allah, agar saya juga dimudahkan lagi. Ya Allah, permudahlah lagi langkah2 saya berikutnya.

Tentang memohon untuk dipermudah ini, saya pernah punya satu pengalaman. Dalam sebuah AMT (Achievement Motivation Training) yang pernah saya ikuti, salah seorang Ustadz yang memberikan materi kala itu mengatakan bahwa, seharusnya kala kita berdoa pada Allah, kita memohon agar kita diberi kekuatan untuk melalui setiap step yang telah Allah tentukan. Intinya, karena setiap step itu berjenjang, maka ketika kita lolos pada satu step, kita berharap akan lolos pada step berikutnya, dengan demikian, kualitas kita akan semakin meningkat karena kita selalu berhasil melalui step2 yang berjenjang itu. Wallahua’lam, tapi yang pasti ada saatnya kita minta diberi kemudahan, dan ada saatnya pula kita meminta diberi kekuatan (tapi menurut saya mungkin lebih baik meminta keduanya pada Allah… ^_^).

Selanjutnya, karena malam ini saya belum bisa ikut tarawih, maka saya putuskan tadi untuk keluar bersama sohib saya yang paling hib, Yulia, untuk cari makan (cari makan? Yang jelas nggak di lampu merah, hehehe). Kami berhenti di jalan paris, makan di pinggir jalan (ya iyalah, mosok mau di tengah jalan, udah hang kali) di warung OKE namanya. Hmmm.. makan rica2 ayam ma ca kangkung sedap. Tapi itu nggak penting. Yang saya catat dalam hati adalah, subhanallah, langit di malam pertama Ramadhan 1430 H ini begitu cerahnya, indaah sekali. Udara juga sejuk menyapu pori2 kulit kami. Ya Rabb, jadikan kami hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat…

Selanjutnya adalah, ketika sudah sampai asrama lagi dan kemudian online, saya menjumpai kejadian yang membuat air mata saya hampir2 tidak terbendung. Tapi Alhamdulillah saya masih mampu mengendalikan perasaan saya yang seketika berubah menjadi sentimental. Tentang kejadian ini, biarlah benar2 saya catat dalam hati saja. Not for share, hehe.

Well, sebenarnya masih ada banyak hal lagi, tapi saya udah capek nih, disambung lain kali aja, dengan tema yang lain juga deh, insyaallah.

Ramadhan ya Syahrul Mubarak, semoga kita menjadi insan yang lebih baik lagi dalam menempuh dan melalui Ramadhan. Insyaallah, amiin. Selamat berpuasa teman2

2 komentar:

  1. oke hibku yang palih soh....kejadian kita terpenjara di luar gerbang tidakkah kau catat sebagai prestasi??he3.aku tahu kejadian itu pasti melihatku broken heart to mah....karena aku yang paling hib nek aku sedih kan mamak sik nangis n nek aku nangis mamak sik nggerong2.

    BalasHapus
  2. halah mbaaak... knapa?? ada apa gerangan jangan pada nangis gitu thooo... sok tragis banget sih...
    not 4 shared??
    padahal niatku dah gede banget mo nge download peristiwa itu di 4shared...
    critain dunkkk....... bkin pnasaran ajaa....
    ntar q ikutan nangis lhoooo....

    BalasHapus