Selasa, 21 Juni 2011

Demikianlah Cinta

Kata demi kata kurangkai untukmu
Nampaknya tak sepenuhnya kau mengerti
Memang yang kutulis kalimat bersayap
Karena begitulah puisi
Namun sesungguhnya aku hanya ingin mengatakan...
"aku cinta kamu"

Cinta seperti kupu-kupu yang terbang melayang
Sayapnya warna-warni memabukkan
Bila kau kejar ia terbang semakin jauh
Bayangnyapun tak mampu kau raih
Bila engkau diam ia akan datang menghampiri
Hinggap di hatimu

Kekasihku ulurkan jemari tanganmu
Dekaplah aku ke dalam helaan nafas
Rindu biarkanlah terbakar
Cemburu biarkanlah membara
Sebab...
Demikianlah cinta...



Ebiet G. Ade

Sabtu, 18 Juni 2011

Moon Over My Obscure Little Town

Salah satu puisi favorit saya, dari salah satu novelnya Bang Ikal.
Enjoy ^____^


Stranger
Stranger
Someone stranger
Standing in a mirror
I can't believe what I see
How much love has been taken away from me

My heart cries out loud
Everytime I feel lonely in the crowd
Getting you out of my mind
Like separating the wind from the cloud

Afraid
Afraid

I'm so afraid
of losing someone I never have
Crazy, oh, crazy
Finding reasons for my jealousy

All I can remember
When you left me alone
Under the moon over my obscure little town
As long as I can remember
Love has turned to be as cold as December

The moon over my obscure little town
The moon over my obscure little town

Moon Over My Obscure Little Town

Salah satu puisi favorit saya, dari salah satu novelnya Bang Ikal.
Enjoy ^____^


Stranger
Stranger
Someone stranger
Standing in a mirror
I can't believe what I see
How much love has been taken away from me

My heart cries out loud
Everytime I feel lonely in the crowd
Gettin you out of my mind
Like separating the wind from the cloud

Afraid
Afraid

I'm so afraid
of losing someone I never have
Crazy, oh, crazy
Finding reasons for my jealousy

All I can remember
When you left me alone
Under the moon over my obscure little town
As long as I can remember
Love has turned to be as cold as December

The moon over my obscure little town
The moon over my obscure little town

Kamis, 19 November 2009

Pascawisuda #1

Waaa.. Lama juga tidak posting. Tidak terasa sudah 2 bulan lebih tidak posting, jadi merasa tidak produktif (memangnya kalau posting sudah bisa menghasilkan sesuatu apa? Hehe, yaa minimal menghasilkan tulisan lah).
Perjuanganku baru saja dimulai setelah Gaudeamus Igitur menggema hingga langit2 ruang wisuda kami. Percayalah, wisuda bukan akhir perjalanan belajarmu, tetapi merupakan awal perjuangan untuk masa depanmu kelak serta bagaimana bisa mengamalkan ilmumu di ranah kerja.
Hari2 awal setelah wisuda kulewati dgn menyibukkan diri mengurus surat2: SKCK dan Kartu Kuning (walau warnanya sekarang sudah tak kuning lagi). Kemudian bersama dgn ribuan pelamar yang lain aku mencoba mengetuk pintu rezekiNya melalui tes CPNS. Yang pertama aku ikut tes CPNS Depkes pusat. Hmm.. Setelah penantian panjang, panitia memutuskan aku tidak lulus uji tulisnya. Yaah tidak apa-apalah, mungkin memang belum rezekiku. Selanjutnya aku juga mendaftar CPNS di Kota Yogyakarta dan Pemda Temanggung, kota kelahiranku. Entahlah, dua2nya sama2 berat bagiku. Aku hanya memohon agar jika memang salah satunya adalah pintu rezekiku, maka mudahkanlah Ya Rabb.. Amiin.
Hari2 menunggu pengumuman kugunakan untuk belajar (????). Tapi beda tipis dgn "pengacara2" (pengangguran bnyk acara) lainnya, waktuku banyak kuhabiskan untuk hal2 yg agak "remeh-temeh" seperti melakukan pekerjaan rumah tangga dan jadi penunggu setia layar kaca. Yaah, mencoba menikmati jadi pengacara walaupun jika stres sudah menimpa, rasanya cuma ingin marah2 melulu. Hehe.
Tapi masih juga bolak-balik Jogja untuk menyelesaikan administrasi (ups, KTI ku belum kusampaikan pada pembimbingku, hehe), juga uji kompetensi.
Hmmm.. Intinya, we're all still waiting..

Jumat, 11 September 2009

Moody

Kadang-kadang saya merasa ingin protes. Entah protes pada keadaan atau apapun lah. Hmmm… kalau lagi begini saya menyadari betul betapa moody saya.

Sebenarnya tidak ada apa-apa yang serius sih, hanya barusan saya mengalami peristiwa yang membuat mood saya sedikit terusik (sebenarnya bukan hanya kali ini, tetapi beberapa kesempatan yang lalu pun kalau boleh diingat, saya juga merasa hal yang sama – sebenarnya memang saya yang terlalu sensitive -- ). Jadi begini, beberapa minggu terakhir ini kami memang sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan tugas akhir kami. Jadilah, kami para mahasiswi ini rajin mengantri didepan ruang masing-masing dosen pembimbing hingga koridor kantor untuk sekedar bisa mendapat bimbingan dan arahan aka setor muka dengan masing-masing pembimbing. Biasanya kami akan menulis daftar antrian di depan ruang dosen yang bersangkutan demi menghindari terjadinya kerusuhan dan marah2 antarteman jika antriannya diserobot. Ada yang menunggu cuma beberapa menit, beruntung jika ia berada di antrian teratas atau dosennya sedang “legowo” untuk menemui barisan panjang mahasiswa culun, kemudian ia bisa segera masuk ke ruangan dosen untuk menerima “wejangan” yang kadang-kadang sedikit sulit untuk direalisasikan, walaupun tidak jarang itu juga merupakan solusi, tetapi seringkali kami kebingungan dibuatnya… Apa maksud beliau…

Lalu, yang sedikit tidak beruntung akan harus menunggu lebih lama. Satu jam, dua jam, tiga jam, empat jam, hingga sore datang. Beruntung jika dosen yang bersangkutan mau menerimanya, memberikan wejangan di tengah lelah yang sudah mendera hingga tanpa sadar apa yang diewejangkan bernada marah, sebal, dan menyalahkan. Huuu…sakit. Lebih sakit lagi jika sudah menunggu seharian penuh, penantian ini berujung pada kata-kata sakti tak terbantahkan dari sang dosen: “Saya mau ngajar”, “Saya mau pulang”, atau “Saya nggak ada jadwall konsultasi hari ini”, atau “Kayak gini aja nggak ngerti, kayak anak TK aja” (ups, yang ini tentu bisa dibantah).

Yang paling senang ketika mendapatkan dosen pembimbing yang masih junior. Menemuinya mudah, tidak mudah tersinggung, mengirim sms pasti dibalas kalau ada pulsa, hehe, kalau ada kesulitan serasa dirangkul dan diberi solusi, waktu ujian membantu (dengan catatan sering konsul dan tidak “kebangetan”), ketemu di lorong sering nyapa duluan. Pokoknya surganya bimbingan, walaupun secara ilmu kadang-kadang terkesan kurang menguasai, tp love u full-lah istilah anak-anak muda jaman sekarang.

Anyway, sebenarnya bukan itu poin saya. Saya cuma mau bilang, alangkah enak dapat pembimbing yang enak (ya iyalah, apa sih maksudnya). Kalau dapat pembimbing yang enak, emang enak (tuh kan, apalagi sih maksudnya). Saya kadang-kadang iri pada teman-teman saya yang dengan mudahnya dapat persetujuan pembimbing, dapat bimbingan pembimbing, ya intinya dengan mudah melalui semuanya, padahal menurut saya, dia mampu untuk mendapatkan pembimbing yang lebih senior dan lebih “berbobot”, tapi entah, mungkin sudah jalannya untuk mendapatkan pembimbing dan penguji yang “enak” selama kuliah. Huff... tapi nggak ding, saya nggak jadi iri (tuh kan, maksudnya apa gitu).

Because i always get the best in my life (saya nggak tahu dapat kuotasi ini dari mana, mungkin setelah saya merenungi perjalanan saya, hohoho).

Jumat, 04 September 2009

He Is There (Sami Yusuf)

Ini adalah lirik salah satu lagu favorit saya dari Sami Yusuf , He Is There

enjoy... ^_^


Some might say this world today shows
God's left us to our mistakes oh
He has never been so far away
Some might say
How could any father stand
To see his children across so many lands
Suffer so and give no helping hand
No helping hand

And somewhere tonight
Far away and out of sight
There's a child that's too weak to cry
Look deep in those eyes
Can't you see him in disguise?
Reaching out to the heart that's in you and I

In every tear
That is where
He is there

He's the hand that wipes that brow
He's the tear that trickles down
Upon the face that cries without a sound
'We need you now'
What a simple choice to make
Between what you give and what you take
When what you give
Such precious life precious life would save
Life would save

And somewhere inside
There's a part of you asks why
Would he leave so many so far behind
Look deep in those eyes
Can't you see him in disguise
Reaching out to the heart that's in you and I

In every tear
That is where
He is there

Look again don't hide your eyes
He is there in disguise
Reaching out to you and I
He is there in every tear
Not far away he's right here
Oh how could he be more near


Jumat, 21 Agustus 2009

1 Ramadhan 1430 H


Allahumma bariklana fii Sya’ban wa balighna Ramadhan.

Malam ini adalah malam pertama Bulan Ramadhan 1430. Saya melaluinya dengan absen mengikuti tarawih pertama malam ini.

Ada beberapa hal yang saya catat dalam hati saya malam ini tapi sekarang saya catat juga di blog, hehehe.

Yang pertama, bahwa langkah saya sudah dimudahkan Allah diawal Ramadhan, tepat di hari Jumat yang mulia ini. Ujian yang saya lalui seharian penuh ini berhasil dengan dinyatakannya kelulusan saya oleh penguji (terimakasih bu, walaupun banyak proses yang “termaafkan” oleh anda berdua. Semoga langkah anda juga dimudahkan oleh Allah, sebagaimana langkah saya, amiin). Ya, dengan demikian saya masih punya satu big project lagi. PR besar saya di Bulan yang Mulia ini, yaitu menyelesaikan tugas akhir saya. Hufffff…. Entah kapan semangat untuk menyelesaikannya akan muncul dan membakar saya. Tapi yang jelas, saya masih terus berdoa, mengetuk pintu Allah, agar saya juga dimudahkan lagi. Ya Allah, permudahlah lagi langkah2 saya berikutnya.

Tentang memohon untuk dipermudah ini, saya pernah punya satu pengalaman. Dalam sebuah AMT (Achievement Motivation Training) yang pernah saya ikuti, salah seorang Ustadz yang memberikan materi kala itu mengatakan bahwa, seharusnya kala kita berdoa pada Allah, kita memohon agar kita diberi kekuatan untuk melalui setiap step yang telah Allah tentukan. Intinya, karena setiap step itu berjenjang, maka ketika kita lolos pada satu step, kita berharap akan lolos pada step berikutnya, dengan demikian, kualitas kita akan semakin meningkat karena kita selalu berhasil melalui step2 yang berjenjang itu. Wallahua’lam, tapi yang pasti ada saatnya kita minta diberi kemudahan, dan ada saatnya pula kita meminta diberi kekuatan (tapi menurut saya mungkin lebih baik meminta keduanya pada Allah… ^_^).

Selanjutnya, karena malam ini saya belum bisa ikut tarawih, maka saya putuskan tadi untuk keluar bersama sohib saya yang paling hib, Yulia, untuk cari makan (cari makan? Yang jelas nggak di lampu merah, hehehe). Kami berhenti di jalan paris, makan di pinggir jalan (ya iyalah, mosok mau di tengah jalan, udah hang kali) di warung OKE namanya. Hmmm.. makan rica2 ayam ma ca kangkung sedap. Tapi itu nggak penting. Yang saya catat dalam hati adalah, subhanallah, langit di malam pertama Ramadhan 1430 H ini begitu cerahnya, indaah sekali. Udara juga sejuk menyapu pori2 kulit kami. Ya Rabb, jadikan kami hamba-Mu yang pandai mensyukuri nikmat…

Selanjutnya adalah, ketika sudah sampai asrama lagi dan kemudian online, saya menjumpai kejadian yang membuat air mata saya hampir2 tidak terbendung. Tapi Alhamdulillah saya masih mampu mengendalikan perasaan saya yang seketika berubah menjadi sentimental. Tentang kejadian ini, biarlah benar2 saya catat dalam hati saja. Not for share, hehe.

Well, sebenarnya masih ada banyak hal lagi, tapi saya udah capek nih, disambung lain kali aja, dengan tema yang lain juga deh, insyaallah.

Ramadhan ya Syahrul Mubarak, semoga kita menjadi insan yang lebih baik lagi dalam menempuh dan melalui Ramadhan. Insyaallah, amiin. Selamat berpuasa teman2